Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) dikelilingi wartawan media negara asing yang mewawancarainya dalam perjalanan menuju Koja, Jakarta Utara, Jumat (7/2/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, tidak ada gunanya dirinya disadap. Menurutnya, tidak ada yang perlu disadap dalam pembicaraannya dengan istri atau tamu-tamunya.
"Nyadap itu karet dapat hasil, kalau nyadap Jokowi dapat apa?" kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (21/2/2014).Jokowi menilai, dirinya bukan pejabat penting yang memiliki banyak informasi penting yang bersifat rahasia. Karena itu, ia menilai penyadapan terhadap dirinya bukan sesuatu yang wajar. "Wajar disadap itu orang-orang penting, saya itu apa? Sadap omongan dengan istri? Omongan nasi goreng, sate kambing," ujarnya.
Jokowi sempat melihat alat-alat yang ditemukan tersebut. Namun, ia tidak mengetahui jenis alat sadap yang disebut-sebut banyak beredar di pasaran itu.
Penemuan alat sadap di rumah Jokowi pertama kali diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo. Menurut pengakuan Jokowi, alat-alat tersebut ditemukan pada sekitar Desember 2013, masing-masing di kamar tidur, ruang tamu pribadi, dan ruang makan yang biasa dipakai untuk rapat.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Penulis | : Alsadad Rudi |
Editor | : Laksono Hari Wiwoho |
0 komentar:
Posting Komentar